Menurut Peneliti Senior Founding Fathers House (FFH) Dian Permata, masih banyak warga Indonesia yang belum mengetahui bahwa tanggal 17 April ini akan diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu).
Berdasarkan riset dari Founding Fathers House (FFH) dan Sindikasi Pemilu Demokrasi (SPD), sudah ada 94% pemilih yang tau adanya pemilu, tapi tidak semuanya tau kapan pemilu diadakan.
"Namun, dari 94 persen itu, hanya 57 persen yang dapat menyebutkan secara tepat tanggal dan bulan pelaksanaannya," kata Dian dalam Diskusi Catatan Kritis Pemilu 2019: Proyeksi, Partisipasi, dan Potret Pengetahuan Pemilih, di Jakarta, Minggu.
Beberapa provinsi yang tidak mengetahui pasti soal pelaksanaan pemilu ini adalah Jambi, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Papua. Provinsi yang paling mengetahui pasti soal pelaksanaan pemilu adalah Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
Warga juga minim pengetahuan soal pelaksanaan teknis pemilu. Mulai dari jumlah kertas surat suara yang digunakan, warna jenis surat suara yang digunakan, jumlah kursi DPR RI yang diperebutkan, hingga jumlah partai politik nasional yang ikut pemilu legislatif.
Warga juga kurang terlalu memahami megnenai metode konversi suara menjadi kursi, besaran angka parliamentary threshold 4 persen, besaran angka presidential threshold 20 persen, berapa jumlah dapil RI, dan regulasi UU Pemilu.
"Umumnya, pengetahuan pemilih soal elemen teknis tidak menggembirakan. Ini menjadi catatan serius menjelang hari pelaksanaan Pemilu 2019," ujar Dian lagi. Kondisi ini membuat target partisipasi KPU dan pemerintah sebesar 77,5%, terancam tidak terpenuhi.
Survei ini sendiri diadakan Januari-Maret 2019, dengan jumlah responden mencapai 1.200 orang. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan bantuan kuesioner. Hasilnya memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error plus minus 2,8 persen.