Lima Cara Jitu Mengambil Hati Anak Didik

Dalam mendidik dan mengajar, seorang guru harus mampu menarik perhatian anak didik dan mengambil hatinya sehingga mereka merasa senang dan semangat dalam belajar serta betah berlama-lama bersama gurunya. Melakukan hal ini tidaklah mudah, perlu ada strategi dan cara jitu yang dapat dilakukan guru.

Mendidik dan mengajar sama halnya dengan berdagang atau berjualan. Untuk menjalani aktivitas bisnis ini diperlukan selling skill atau keterampilan menjual . Betapa hebatnya kualitas sebuah produk, apabila penjualnya atau salesmannya tidak dibekali dengan selling skill maka produknya tidak akan terjual. Dengan selling skill seorang penjual, mampu menyakinkan konsumen untuk membeli produknya dengan senang hati sekalipun harganya mahal.

Demikian juga halnya dengan seorang guru, dirinya juga berperan sebagai seorang penjual yang menjual produk berupa pelajaran pada anak didiknya. Produk ini memiliki mutu dan kualitas tinggi karena berisikan kebaikan yang sangat berguna bagi kehidupan anak didik. Apabila guru tidak mempunyai keterampilan mengajar maka pelajarannya akan sulit terjual dan diminati anak didiknya sebagai konsumen dalam proses pembelajaran.

Makanya, seorang guru harus memiliki selling skill sebagai cara jitu baginya untuk menarik perhatian dan mengambil hati anak didiknya. Secara tekhnis, guru harus dibekali dengan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga tatap muka yang dilakukan penuh warna dan gaya. Secara non teknis, guru harus memiliki performen atau penampilan yang memikat dan mempesona anak didiknya.

Dikenal dengan istilah 5 S, dan inilah 

5 cara jitu dan strategi ampuh dalam mengambil hati anak didik dalam belajar


1. Senyum.

Dalam mengajar dan berkomunikasi dengan anak didik guru harus mampu menghiasi bibirnya dengan senyuman dan memperindah tampilannya dengan wajah yang berseri. Guru yang mengajar dengan senyuman manis dan raut wajah yang indah akan memberikan kekuatan luar biasa dalam mengambil hati anak didik. Mereka sangat suka kepada guru yang suka senyum dan tidak suka cemberut. Makanya guru harus berusaha melatih dirinya agar mudah tersenyum dan menjauhi cemberut apalagi marah-marah dalam melaksanakan tugas mulia ini.

2. Salam.

Guru harus sering menyebarkan salam pada anak didiknya. Salam guru adalah ungkapan keselamatan seorang guru pada anak didiknya. Dengan mengungkapkan salam berarti guru telah mendoakan anak didiknya agar mendapatkan keselamatan dari Allah. Dalam Islam, kita diperintahkan untuk saling mendoakan agar selamat dunia dan akhirat, cara yang mudah untuk mendoakan orang lain dengan cara menebarkan salam. Guru yang mudah menebarkan salam dan mendoakan anak didiknya tentu akan menjalin ikatan batin antara dirinya dengan anak didik.

3. Sapa.

Guru juga hendaknya suka menyapa anak didiknya. Dengan demikian anak didik merasa dihargai dan dimuliakan oleh gurunya. Guru yang suka menyapa dan menanyakan keadaan anak didik akan memberikan pengaruh besar pada anak didiknya bahwa dirinya merasa diperhatikan oleh gurunya. Makanya, guru harus banyak menyapa dan jangan berharap terlebih dahulu disapa oleh anak didiknya.

4. Sopan santun.

Guru hendaknya juga berlaku sopan santun sebagai bentuk keteladanan nyata bagi anak didik. Guru yang bersikap sopan dan berkata santun akan lebih disukai anak didik dari pada sebaliknya. Apabila gurunya sudah berlaku sopan santun maka dengan sendirinya anak didiknya juga akan berlaku sopan santun sebagaimana guru kepada dirinya.

5. Sabar.

Sikap sabar sangat dibutuhkan guru dalam melaksanakan tugas yang amat berat ini. Guru harus bersabar dalam mendidik dan membimbing anak didik karena yang dihadapi guru adalah makhluk hidup dengan beragam sikap dan karakternya. Guru yang sabar menghadapi anak didik maka akan mudah kakinya melangkah dalam mengantarkan anak meraih prestasi.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama