Pernahkah kita berkumpul dengan teman-teman pada suatu acara? Tentu pernah atau sering, bukan? Entah itu acara reuni, hang out, arisan, minum kopi, diskusi/ meeting informal, atau acara lainnya bertujuan untuk berkumpul, saling melepas rindu dan saling berkomunikasi. Tapi ketika sudah kumpul tak jarang ada satu atau beberapa teman yang malah asyik dengan gadgetnya. Mereka tidak memperdulikan teman-teman lain yang sedang mengobrol dalam satu meja. Tentu kita yang ikut dalam obrolan hangat dalam satu meja tersebut merasa kesal akan hal tersebut.
Hal di atas belum seberapa dibanding bila terjadi dalam keluarga di rumah. Saat berkumpul di dalam rumah usai melakukan kesibukan aktivitas masing-masing di siang harinya. Tiba-tiba, saat sedang duduk dan ngobrol santai bersama dengan anak dan istri dalam suasana yang hangat tersebut, mereka justru sibuk dengan gawainya. Saat diajak ngobrol dengan keluarga, mereka asyik sendiri dengan gawainya. Obrolan-obrolan yang hangat pun berubah menjadi sesuatu yang menyebalkan.
Perilaku orang yang asyik bermain gawai di tengah-tengah percakapan dengan orang lain ini sungguh menyebalkan dan membuat jengkel kita. Secara moral perilaku ini tidak beretika dan membuat orang malas untuk berkomunikasi secara langsung dengannya. Inilah perilaku yang sedang mewabah di tengah masyarakat kita, bahkan keluarga kita sendiri dengan hadirnya gawai. Perilaku ini disebut dengan istilah "phubbing" (phone snubbing).
Istilah ini muncul seiring dengan kelahiran telepon genggam yang serba canggih sehingga banyak orang yang sibuk sendiri dan tidak menghiraukan lawan bicaranya. Istilah ini mulai digencarkan sejak tahun 2012 oleh agensi periklanan Australia.
Apakah phubbing itu? Phubbing adalah tindakan tak acuh seseorang di dalam lingkungan pertemanan karena lebih fokus pada gadgetnya daripada membangun sebuah obrolan atau percakapan. Jadi, sayang sekali berteman dan berjumpa dengan orang-orang phubbing ini. Sudah sulit untuk bertemu dan merencanakan jauh-jauh hari untuk bertemu, tetapi ketika sudah bertemu mereka malah asyik dengan gawainya senditri dan tidak menghiraukan kita. Bagaimana bila perilaku phubbing ini melanda keluarga kita, baik itu orang tua, anak ataupun pasangan kita, sangat menjengkelkan sekali bukan?
Penyebab phubbing tak lain adalah gadget/ handphone. Apakah kita termasuk ke dalam perilaku phubbers ini atau bukan? Mari kita simak tanda-tanda orang yang sudah terkena sindrom ini:
Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa beritahu teman, saudara, atau keluargamu! Agar etika bangsa ini tetap lestari.
Hal di atas belum seberapa dibanding bila terjadi dalam keluarga di rumah. Saat berkumpul di dalam rumah usai melakukan kesibukan aktivitas masing-masing di siang harinya. Tiba-tiba, saat sedang duduk dan ngobrol santai bersama dengan anak dan istri dalam suasana yang hangat tersebut, mereka justru sibuk dengan gawainya. Saat diajak ngobrol dengan keluarga, mereka asyik sendiri dengan gawainya. Obrolan-obrolan yang hangat pun berubah menjadi sesuatu yang menyebalkan.
Perilaku orang yang asyik bermain gawai di tengah-tengah percakapan dengan orang lain ini sungguh menyebalkan dan membuat jengkel kita. Secara moral perilaku ini tidak beretika dan membuat orang malas untuk berkomunikasi secara langsung dengannya. Inilah perilaku yang sedang mewabah di tengah masyarakat kita, bahkan keluarga kita sendiri dengan hadirnya gawai. Perilaku ini disebut dengan istilah "phubbing" (phone snubbing).
Istilah ini muncul seiring dengan kelahiran telepon genggam yang serba canggih sehingga banyak orang yang sibuk sendiri dan tidak menghiraukan lawan bicaranya. Istilah ini mulai digencarkan sejak tahun 2012 oleh agensi periklanan Australia.
Apakah phubbing itu? Phubbing adalah tindakan tak acuh seseorang di dalam lingkungan pertemanan karena lebih fokus pada gadgetnya daripada membangun sebuah obrolan atau percakapan. Jadi, sayang sekali berteman dan berjumpa dengan orang-orang phubbing ini. Sudah sulit untuk bertemu dan merencanakan jauh-jauh hari untuk bertemu, tetapi ketika sudah bertemu mereka malah asyik dengan gawainya senditri dan tidak menghiraukan kita. Bagaimana bila perilaku phubbing ini melanda keluarga kita, baik itu orang tua, anak ataupun pasangan kita, sangat menjengkelkan sekali bukan?
Penyebab phubbing tak lain adalah gadget/ handphone. Apakah kita termasuk ke dalam perilaku phubbers ini atau bukan? Mari kita simak tanda-tanda orang yang sudah terkena sindrom ini:
- Ketika berkumpul bersama dengan teman dan saat makanan terhidang, semua sibuk motret makanan dan langsung mengunggah ke medsos. Dalam waktu beberapa menit akan muncul komentar dari teman dan berlanjut saling membalas komentar. Makanan sudah dingin dan masing-masing sibuk dengan gadgetnya.
- Gadget diletakkan sedekat mungkin dengan jarak pandang yang memungkinkan si phubbers bisa segera tahu jika ada chat/ komentar baru yang masuk.
- Setiap kali gadget memberikan notifikasi, phubbers akan langsung merespon meskipun tengah bercakap-cakap dengan lawan bicaranya.
- Tiap 1 atau 2 menit phubbers pun melirik ke gadget untuk mencari tahu apakah ada pesan masuk atau tidak.
- Gadget selalu stand by dalam genggaman sehingga bisa langsung merespon jika ada notifikasi masuk.
- Bila baterai gadget habis atau ketinggalan powerbank seolah dunia akan runtuh.
- Ketika berkendaraan lalulintas macet atau saat lampu merah, actionnya adalah cek gadget untuk cek updates atau membalas pesan.
- Di rumah menemani anak membuat PR, mengobrol dengan pasangan, sambil masak, nonton tv, sedang melakukan aktifitas RT selalu tak lupa gadget dalam genggaman.
- Sedang berjalan di mall/ pertokoan/ trotoar, mata selalu tertuu pada layar gadget dan sibuk mengetik dengan trampil tidak memperdulikan sekeliling.
- Setiap bangun dari tidur yang pertama dicari adalah gadget untuk mengecek pesan/ updates terbaru.
- Ada semacam kecemasan yang tinggi terhadap aktifitas sehari-hari tanpa melibatkan gadget. No Gadget No Life (nomophobia).
Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa beritahu teman, saudara, atau keluargamu! Agar etika bangsa ini tetap lestari.